Minggu, 14 April 2013

Kumpulan Berita Pesawat Lion Air jatuh di Laut Bali

Pesawat Lion Air jatuh di perairan dekat Bandara Ngurah Rai, Denpasar, Bali, menjelang mendarat, Sabtu (13/04) sekitar pukul 15.00 WITA.


Pesawat jenis Boeing 737-800 NG tersebut dilaporkan sudah mendekati landas pacu bandara tetapi jatuh ke perairan dan menyebabkan badan pesawat patah.

Otoritas bandara memastikan semua penumpang yang berjumlah 101 orang dan 7 awak pesawat dalam kondisi selamat meski ada beberapa yang mengalami luka-luka.

Bandara Ngurah Rai sempat ditutup sekitar satu jam menyusul kecelakaan ini guna memudahkan proses evakuasi.

Hingga saat ini belum diketahui apa penyebab pesawat tersebut jatuh menjelang mendarat.

''Kronologisnya pesawat itu sudah akan mendarat tetapi tidak sampai landas pacu jatuh ke air, sekitar 50 meter menjelang landing kalau melihat jaraknya berarti sudah pendek, makanya saat mendarat di air badan pesawat pecah,'' kata Dirjen Perhubungan Udara Herry Bakti Gumay saat dihubungi melalui telepon.

''Dugaan awal kami belum bisa kami sampaikan, kami baru mengumpulkan data terlebih dahulu untuk mengetahui faktanya seperti apa.''

''Kami sudah mengirimkan tim (Komite Nasional Keamanan dan Transportasi, KNKT) ke lokasi, kenapa bisa jatuh ? biarkan tim kami bekerja terlebih dahulu, dari sana kami baru bisa sampaikan kenapa ini bisa jatuh, apakah karena faktor pesawat, cuaca atau human error,'' tambah Hery Bakti.
Kronologi
''Saat berangkat dari Bandung pesawat berjalan normal sampai menjelang mendarat, saya merasa pesawat terlalu rendah, sampai akhirnya menabrak air.''

''Semua panik, dan langsung mengarah ke pintu darurat, ada peselancar yang turut membantu saat kami berada di air.''

Menurut Edward Sirait pihaknya akan bertanggung jawab dalam insiden ini dan menyerahkan penyelidikan kepada KNKT.

Pesawat Boeing 737-800 NG yang digunakan Lion adalah pesawat baru yang dipakai maskapai ini sejak 2012. Lion Air baru-baru ini juga membeli ratusan pesawat baru dari Airbus.

Sumber:
Artikel BBC News... Foto Tibunnews, BBC indonesia, Detiknews.

Cerita di Balik Kabin Pesawat.
Sumber lain,

"Dalam pikiran kami sudah berlibur saja," kata Rini saat ditemui Surya (Tribunnews.com Network) di RS Kasih Ibu, Kedonganan, Jimbaran, Bali.

Perempuan cantik asli Bandung itu tak hentinya mendekap Razan, anaknya yang masih balita. Suasana kabin saat itu tenang, meskipun beberapa penumpang terdengar berbicara.

Beberapa detik setelah landing, suasana berubah menjadi tegang. Pesawat maskapai Lion Air yang dipiloti M Ghozali tergelincir.

Burung besi itu terjun bebas ke laut. Rini panik. Seketika dia meraih Razan. Tidak ada tanda-tanda pesawat dalam bahaya.

"Saya raih Razan. Dia menangis. Saya sendiri bingung dan tidak bisa berbuat banyak," kata Rini.

Ratusan penumpang di dalam kabin histeris. Suasana semakin kacau saat air laut membanjiri kabin.

Menurut Rini, air sudah setinggi lututnya. Awak pesawat lantas memerintahkan penumpang agar segera memasang pelampung.

"Mereka mencoba menenangkan kami. Saya bingung setengah mati. 15 menit
di dalam pesawat dan air terus meninggi. Kacau semuanya," imbuh perempuan berusia 30 tahunan.

Benturan keras karena pesawat terjun ke laut, membuat kaki kanan dan kepala Rini terluka. Luka yang sama diderita Razan. Kaki kanan dan kepala bagian belakang Razan juga luka.

"Saya hanya berdoa. Dalam bayangan saya, Razan harus selamat. Kami semua kalut di dalam pesawat. Padahal, selama perjalanan tidak ada hal yang aneh atau mencurigakan," tutur Rini.

Hal senada diceritakan Luciana, kerabat Rini. Dia kaget begitu pesawat terjun ke laut. Suara benturan di perairan dangkal membuat seisi pesawat ketakutan. Akibat benturan itu, bagian belakang pesawat patah.

Patahan memudahkan air laut menggenangi badan kabin. Baik Luciana maupun Rini tidak mengetahui seberapa dalam laut tempat pesawat yang ditumpanginya mendarat.

"Air masuk begitu saja. Kami shock dan mengira pesawat akan tenggelam," ucap Luciana. (*)
Sumber :
Detik News.. http://news.detik.com/read/2013/04/13/151406/2219460/10/ini-dia-pesawat-lion-air-yang-jatuh-di-laut-bali

Cerita lagi 
Sebelum jatuh, pesawat Lion Air menerobos awan hitam, sekitar lima menit sebelum mendarat.

Rendi bersama istri, duduk di kursi 20E dan 20F, persis sejajar dengan sayap pesawat. Posisi keduanya di pinggir, sehingga melihat jelas kondisi di luar.

"Istri masih sempat bilang, kok kayak hujan ya? Tiba-tiba pesawat menerobos awan hitam, tapi tidak tebal," kata Rendi bersama istri dari Bandung, yang bermaksud liburan ke Bali.

Pernyataan serupa dikemukakan Artami, yang menjadi korban bersama Untung Susanto, suaminya.

"Kejadiannya mendadak saja. Saat di atas tidak ada guncangan, tapi beberapa menit sebelum jatuh, ada hujan dan awan di atas," tutur Artami.

Sementara, sebanyak 29 korban pesawat Lion Air yang jatuh ke laut dekat Bandara Ngurah Rai, dirawat di RS Kasih Ibu, Kuta, Bali. Umumnya, korban menderita luka benturan.

"Semua korban yang kami tangani ada 29 orang, umumnya karena luka benturan," ujar seorang perawat RS Kasih Ibu kepada Tribunnews.com, Sabtu (13/4/2013).

Artami misalnya, ia menderita luka di dahi. Sebagian besar lainnya luka di wajah. Korban luka parah dirujuk ke RS Sanglah. (*)
Sumber : http://www.tribunnews.com/2013/04/14/pesawat-lion-air-sempat-terobos-awan-hitam